Pihak Valve meminta maaf setelah seorang player Dota 2 melayangkan komplain mengenai buruknya kualitas Baby Roshan yang menjadi hadiah bagi pemain yang mencapai Battle Pass Level 2.000.
Battle Pass yang menjadi event tahunan dari Valve untuk menyambut ajang Dota 2 terbesar yaitu The International menawarkan berbagai hadiah bagi pemain yang bersedia membeli Battle Pass dan kemudian meningkatkan level-nya untuk mendapatkan hadiah-hadiah menarik seperti Hero Set, Sprays, Immortal Treasures, dan masih banyak lagi.
Sebesar 25% hasil penjualan dari Battle Pass akan menjadi Prizepool dari ajang The International 8 dan kini sudah mencapai angka $ 9.964.101,- atau sekitar 140 Miliar Rupiah. Tahun lalu uang hadiah ajang The International 7 mencapai $ 24.787.916,- atau sekitar 350 Miliar Rupiah. Menurut statistik, Prizepool dari The International 8 unggul 800 ribu Dollar dibandingkan dengan tahun lalu yang menandakan bahwa rekor Prizepool terbesar akan bisa dipecahkan di ajang The International 8.
Selain In-Game Item, pihak Valve juga memberikan hadiah berupa pajangan yang bisa menjadi koleksi para penggila Dota 2. Aegis bisa didapatkan pada level 1.000 dan Baby Roshan di level 2.000, bayangkan berapa lama waktu yang diperlukan untuk meningkatkan level Battle Pass Anda hingga mencapai level tersebut. Oleh sebab itu pihak Valve menyiapkan cara pintas dengan membeli level seharga Rp. 495.000,- untuk 75 Level. Berarti untuk mencapai Level 2.000 diperlukan 34 kali pembelian Level 75 yang akan memakan biaya sebesar Rp. 16.830.000,- untuk bisa mendapatkan Baby Roshan.
Namun ternyata apa yang didapatkan oleh gamer tidak sesuai yang diharapkan. Baby Roshan yang didapatkan tidak sesuai dengan gambar dan bisa dikatakan tidak layak untuk diberikan kepada gamer yang sudah menghabiskan uang sebanyak 16 juta Rupiah. Segera setelah insiden tersebut, pihak Valve meminta maaf dan segera mengambil langkah cepat dengan memproduksi Baby Roshan yang baru untuk para maniak Dota 2 yang ingin mengoleksi Baby Roshan.
Apakah menurut Anda para gamer yang menghabiskan uang pada game hingga puluhan juta rupiah hanya membuang-buang uang saja?