Kecanduan Game atau Gaming Disorder akan dianggap sebagai bagian dari Mental Health Disorder dan akan resmi diangkat menjadi salah satu penyakit di dunia medis pada tahun 2018 nanti.
Dalam World Health Organization's 11th Revision of the International Classification of Diseases (ICD-11), para ahli medis dunia mengangkat satu topik yang sedang Booming saat ini yaitu Video Game. Dunia game dan E-Sports dengan mengalami kemajuan pesat di tahun 2017 dengan berbagai ajang turnamen internasional yang memberikan hadiah hingga ratusan Miliar Rupiah dengan bukti Team Liquid dari cabang Dota 2 mencapai penghasilan sebesar $12.065.862,- atau sekitar Rp 163.576.891.134,- dan menjadikan mereka tim dengan penghasilan terbesar di dunia dalam 1 tahun.
Karena perkembangan yang sangat pesat tersebut, kini dalam ICD-11 yang berisikan klasifikasi penyakit akan memiliki Gaming Disorder atau Kecanduan Game dalam bagian "Disorders due to substance use or addictive behaviors" yang merupakan Mental Disorders atau Kelainan Mental. Jadi Gaming Disorder akan diklasifikasikan sebagai Mental Disorders dan akan masuk dalam bagian yang sama dengan Gambling Disorder atau Kecanduan Berjudi.
ICD-11 menyatakan bahwa Kecanduan Game memiliki karakteristik seperti tidak mampu menahan diri untuk bermain game, memiliki prioritas untuk bermain game dibandingkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari lainnya, dan terus meningkatnya waktu bermain game meskipun memiliki dampak yang buruk bagi tubuh. Badan kesehatan dunia atau WHO menyatakan bahwa dampak dari Kecanduan Game akan merusak diri sendiri, hubungan dengan keluarga, hubungan sosial, edukasi, dan juga pekerjaan.
Ini merupakan pertama kalinya dunia game masuk dalam dunia medis sejak Internet Gaming Disorder mulai dibahas dan dikaji pada tahun 2013 lalu. Kini secara resmi Kecanduan Game masuk dalam istilah medis dan akan bisa digunakan untuk mendiagnosa pemain yang mungkin sudah terkena dampak dari Kecanduan Game.
Pada tahun 2015 pernah dilakukan survey pada remaja di Jerman dimana para remaja yang masuk dalam kriteria Internet Gaming Disorder ternayta lebih sering bolos sekolah, memiliki nilai dibawah rata-rata, dan punya masalah dalam jam tidur (Insomia) dibandingkan dengan remaja yang tidak masuk dalam kriteria Internet Gaming Disorder.
Untungnya pihak WHO menyatakan bahwa Kecanduan Game tidak masuk bagi para atlet E-Sports Profesional yang memang pekerjaannya adalah bermain game untuk menghasilkan uang dan meraih prestasi. Selain itu para atlet Profesional di dunia juga biasanya memiliki dokter yang berguna untuk mencegah cedera pada tubuh maupun gangguan mental yang mungkin terjadi karena padatnya turnamen atau masalah lainnya yang timbul dalam tim.
Bermain game merupakan suatu hal yang menyenangkan, namun perlu diingat bahwa bermain juga harus dibatasi karena kita memiliki tanggung jawab lainnya dan juga memiliki kehidupan secara nyata bukan secara virtual.